Konstruksi pola busana khususnya perempuan , merupakan satu mata pelajaran di bidang studi Tata Busana yang merupakan inti dari wawasan mengenai pembuatan pola. Karena tanpa pola , pengerjaan busana tidak akan menjadi sempurna.
Menurut sejarah pakaian , asal awalnya insan mengenakan pakaian berupa sehelai kain berupa sisi empat. Pada tengahnya diberi lubang untuk kepala , sehingga sehelai kain itu sanggup jatuh ke badan. Peninggalan dari bentuk busana tersebut kini dinamakan baju kurung , tetapi potongan sisi dibikin jahitan memanjang ke lengan dengan bentuk ketiak membulat. Kemudian berubah menjadi baju kaftan , yaitu potongan tengah tampang terbuka , sebab baju kurung dibelah dari leher terus ke bawah. Yang kini dimengerti di Indonesia dengan nama baju Kebaya , cuma pada kaftan mempunyai lengan setali , sedangkan kebaya tidak; kebaya bayi mempunyai lengan setali tetapi memakai gir.
Bentuk pakaian yang sederhana sekali merupakan sehelai kain yang panjang dan dibelitkan ke tubuh , sehingga menjadi busana bungkus. Pada masa sekarang masih terlihat busana semacam itu menyerupai pakaian sari dari India dan kain panjang dari Indonesia.
Kemajuan zaman menuntut sebuah bentuk yang lebih feminin yang mesti ditonjolkan dari kaum hawa , dan untuk itu maka mode-mode kaum darah biru zaman dahulu diambil guna bikin mode garis empire dan garis prinses , dimana lipit kup sanggup dimasukkan , sehingga bentuk buah dada yang merupakan spesialisasi kaum perempuan sanggup lebih menonjol. Untuk merealisasikan hal ini maka diperlukan pengerjaan pola yang akurat dan sesuai ukuran.Pada di saat menyerupai itulah kegunaan 'pola busana' sungguh diperlukan.
Pattern atau Pola , dalam bidang jahit-menjahit merupakan sebuah potongan kain atau kertas , yang dipakai selaku pola untuk membuat baju , di saat materi atau kain dipotong. Potongan kain atau kertas tersebut mengikuti ukuran bentuk tubuh tertentu. Fungsi pola busana ini sungguh penting bagi seseorang yang ingin menjahit pakaian dengan bentuk harmonis mengikuti lekuk-lekuk tubuh , serta bikin potongan-potongan lain , dengan majemuk versi yang dikehendaki.
TERWUJUDNYA POLA BUSANA
Bila sehelai kain muslin atau kertas dilangsaikan pada boneka-jahit , kita perlu bikin beberapa lipit mudah-mudahan materi yang datar itu sanggup mengikuti bentuk badan. Lipit bentuk yang terjadi disebut lipit kup atau lipit pantas. Kemudian pada tempat-tempat menyerupai kerung lengan , kerung leher , dan garis pinggang , digunting tepat menurut bentuknya. Sambungan pada pundak dan sisi disebut juga garis pundak dan garis sisi. Jiplakan bentuk tubuh ini menjadi pola dasar busana , cara mendapatkan pola yang demikian disebut juga memulir dan atau drapping.
POLA KONSTRUKSI
Selanjutnya muncul pemikiran orang untuk menggambar pola dengan konstruksi. Badan seseorang diukur dengan memakai pita ukur. Ukuran-ukuran dipertimbangkan secara matematis dan digambar pada kertas sehingga tergambar bentuk tubuh tampang , belakang , lengan , rok , kerah dan sebagainya.
Kedua cara merealisasikan pola tersebut di atas merupakan dasar dari pengerjaan pola-pola busana. Untuk mengambil ukuran dari aneka macam piawai konstruksi ada majemuk ,begitupun jumlah ukuran yang diambil tidak sama. Demikian sedikit pemberitahuan untuk menolong kita mengerti dasar-dasar dari pengerjaan pola busana.
Semoga bermanfaat.
Semoga bermanfaat.